Sabtu, 02 Mei 2009

Sepucuk Surat Buat Mahasiswa

Oleh: Wamdi

Kawan!

Apa kabarmu pagi ini?

Adakah jawabanmu seperti semasa kita PNDK dulu?

“Alhamdulillah! Luar biasa!”

Tegas, lugas, semangat dan penuh wibawa

Atau pagi ini kau masih tertidur

Walaupun mentari telah meninggi

Kalau kau kutanya nanti

Jawabmu,

Tadi malam belajar sampai larut malam

Kawan!

Kusarankan,

Besok malam kau letakkanlah jam weker di sampingmu

Biar jangan kau takik ilmu di kepala

Tapi tak ada aplikasi di alam nyata

Aku tau kau takut pada dosenmu

Tapi tak takutkah kau pada si Penguasa dosenmu?

O, maaf!

Cepatlah mandi

Bukankah negeri kita ini macet di sana sini

Bisa-bisa terlambat kau nanti

Bertemu dosen emosi

Kawan!

Kenapa kau tediam?

Mimpi apa sebenarnya kau semalam?

Mimpi kampus kita yang megahkah kiranya?

Yang pelayanan birokrasinya mudah?

Dengan masjid di tengah-tengahnya?

Yang berhenti aktivitas setiap waktu shalat?

Atau kau sedangkan memikirkan KHS kita yang tak siap-siap

Dengan bayaran ini, bayaran itu yang semakin meningkat

Ah, kita terlalu lembut, Kawan

Sehingga kelembutan kita dimanfaatkan

Kawan!

Sambil duduk-duduk

Kusampaikan padamu pesan pendahulu kita

angkatan ’28, ’45, ’65, 74 dan ‘98

yang ditulis Taufiq Ismail dalam puisinya ‘Salemba’

“Alma Mater, janganlah bersedih

Bila arakan ini bergerak berlahan

Menuju pemakaman

Siang ini

Anakmu yang berani

Telah tersungkur ke bumi

Ketika melawan tirani.”

Kawan!

Satu hal lagi yang ingin kuingatkan padamu,

“KITA MAHASISWA!!!”


1 komentar:

Dr. Bambang Kariyawan Ys., M. Pd. mengatakan...

aku membaca ini mengingatku saat kakak-kakak kampus di kampusku menguatkan kalau kita ini adalah MAHASISWA. sedih rasanya mahasiswa hari ini kehilangan karakter aslinya. Hari ini, besok, apa jadinya kita mereka?